Bagi temen temen yang udah baca postingan sebelumnya, berikut saya posting kembali lanjutanya. semoga bermanfaat
3. Hasil dan Diskusi
3.1 Mn-Ferrite menggunakan metode prespitasi
Hasil
XRD dari figure 1.a merupakan hasil sintesis Mn-Ferrite menggunakan NH4OH
, dan dari hasil tersebut menunjukan puncak pembentukan Mn-Ferrite namun intesitas
puncak masih kecil atau dengan kata lain masih terdapat pengotornya. Hasil XRD dari
figure 1.b adalah hasil sintesis Mn-Ferrite menggunakan NaOH dan hasil tersebut
tidak menunjukan puncak adanya pebentukan Mn-Ferrite. Sehingga sampel 1
dijadikan pertimbangan dan sampel 2 tidak diperhitungkan dalam analisis
selanjutnya.
Analisis kuantitas menyatakan sampel 1 mengandung 59%
Mn-Ferrite dan 41% α-Ferrite. Namun strukturnya tidak murni spinel kubik hal
ini mungkin disebabkan karena proses prespitasi menggunakan suhu ruangan
sehingga diperlukan penelitian yang lebih lanjut dengan mencoba pada suhu yang
lebih tinggi untuk menghasilkan persentase Mn-Ferrite yang lebih tinggi disisi lain,
sampel ke 2 hanya menghasilkan 10% MnO, 55% Fe3O4 ,35%
Fe2O3 dan Mn-Ferrite tidak terbentuk.
Hasil XRF dari sampel serbuk (powder) dengan metode
prespitasi menunjukan banyak pengotor pada sampel , hal tersebut terjadi karena
pasir besi yang digunakan berasal dari mineralnya langsung Sehingga dalam
percobaan selanjutnya mungkin bisa menggunakan pasir besi dari bautan skunder
yang terbentuk dari batuan beku (igneous rock )
3.2 Mn-Ferrite dengan
metode sol-gel
Besi (III) nitrate dan mangan (II) nitrat di dapatkan
dengan mensintesis material dasar dengan asam nitrat (HNO3) dan asam oxalic sebagai katalis, dengan
reaksi sebagai berikut :
2 Fe3O4
+ 24 HNO3 + 2 C2H2O4 à
6 Fe(NO3) + 3 Fe(NO3)2 + 14 H2O + 4
CO2
MnO2 + 2 HNO3
+ C2H2O4 à Mn(NO3)2
+ 2 H2O + 2CO2
hasil reaksi besi
nitrat terbentuk larutan coklat keemasan
yang merupakan komponen Fe(NO3) dan
Fe(NO3)2.. Warna coklat ini disebabkan karena ion
Fe3+ dan warna kuning disebabkan karena adanya ion Fe2+.
Dan pada larutan hasil reaksi lebih didominasi oleh warna coklat sehingga
menunjukan bahwa ion Fe3+ lebih mendominasi daripadan ion Fe2+.
Jika larutan didiamkan akan terbentuk kristalin putih anhydrate ferrous nitrate yang merupakan bentuk padatan dari besi oksida. Katalis besi nitrat ini sangat
reaktif dan mudah teroksidasi. Sementara itu reaksi sintesis mangan dioksida
dan larutan asam nitrat terbentuk cahaya merah mangan nitrat Mn(NO3)2.
Mangan nitrat ini sangat mudah mudah mengendap (kristalisasi). Bubuk
Mn-Ferrite yang didapatkan dari metode sol gel menggunakan larutan precursor
besi nitrat dan mangan nitrat yang dilarutkan dengan ethylene glycol (EG)
sementara itu gas NO dan HNO3 akan hilang selama proses Sol gel.
Hasil XRD dengan metode
Sol-Gel ditunjukan pada figure 2 dan hasil menunjukan bahwa terdapat perbedaan
puncak antara sampel 1 dan 2. Fasa yang terbentuk pada sampel 1 adalah
magnetite dan pada sampel 2 terbentuk fasa hematit. Oksidasi dari magnetit Fe3O4
membuat perubahan menjadi maghemit γ-Fe2O3 atau
hematit α-Fe2O3. Dan hal ini tidak akan terjadi pada
temperature rendah karena hematit terbentuk pada lapisan luar dari butir
(grains). Dan pembentukan hematit ini ditunjukan pada angle 33,17O ,
35,64O, 49,50O, 54,11O, 62,48O dan
64,04O. Hasil analisis menunjukan pembentukan komponen (Mn,Fe)2O3
sekitar 70,64% dengan struktur trigonal dan 29,54% MnFeO3 dengan
struktur kubik. Adanya MnFeO3 dan (Mn,Fe)2O3
dikarenakan adanya proses reduksi dan oksidasi selama proses pemanasan. Reaksi
ini bias terjadi tergantung tekanan parsial oksigen dan temperature panas.
Pembentukan ferrite terjadi jika tekanannya
lebih rendah daripada tekanan oksigen di udara,
Hasil XRF sampel 1 menunjukan rasio dari komposisi Fe dan
Mn adalah 58% dan 32,9%, sementara itu rasio komposisi sampel 2 antara
Fe dan Mn adalah 59.3% dan 33,3% dan terdapat pengotor kedua sampel
seperti Ti, Mo, Zn, Ca, Cu, dan Ni. Ekstraksi dari pasir besi yang berasal dari
alam tidak munrni Fe3O4 .
Homogenitas dari komposisi elemen pada komponen yang terlihat pada sampel yang
selalu sama. Hal ini menunjukan metode sol gel memiliki homogenitas yang lebih
baik. Mn Ferrite yang di hasilkan dengan metode sol gel memiliki grain ukuran nano, murni, dan homogenitas
yang lebih baik dibandingkan dengan metode sol gel.
4. Kesimpulan
Mn-Ferrite
dapat disintesis dari pasir besi dengan
menggunakan metode prespitasi dan sol gel. Namun dari hasil karakterisasi
menggunakan XRD menunjukan temperature panas mempengaruhi struktur dari kedua
metode. Dalam metode sol gel, proses pemanasan pada suhu 350 OC
lebih efektif untuk menghasilka powder Mn-Ferrite yang mempunyai 100% sturktur cubic inverse spinel. Sementara itu pada
suhu 700 OC terbentuk fasa trigonal (Mn,Fe)2O3
dan fasas kubik MnFeO3 dengan komposisi 70,56% dan 29,54%. Dengan
metode Scherrer, rata-rata partikel yang diperoleh adalah 1 nanometer. Dari
hasil karakterisasi dengan XRF menunjukan terdapat beberapa pengotor diantara
kedua sampel seperti Ti, Mo, Zn, Ca, Cu dan Ni.
0 komentar:
Posting Komentar