Setelah
sekian lama akhirnya hati ini terketuk lagi untuk menulis, hehehehe… Kali ini saya akan sedikit berbagi
mengenai mengenai ekstraksi alumunium dari sebuah jurnal yang di tulis oleh
Alton T. Tabereaux dan Tay D. Peterson
pada tahun 2014 dengan judul “Aluminum production” yang saya baca
beberapa waktu lalu,
Aluminium
merupakan salah satu logam yang memiliki karakteristik menarik diantaranya
memiliki tiitk leleh 660oC,
kuat jika dipadukan dengan keadaan murni, konduktifitas yang baik, dan dapat
dijadikan sebagai koduktor lilstrik dan
yang paling penting lagi alumunium tahan terhadap korosi udara. Karena
karekteristik tersebut aluminium banyak dipadukan dengan logam lain dan digunakan
dalam berbagai aplikasi beberapa
diantaranya, sebagai pengemasan, atap rumah, kerangka pesawat, peralatan alat
dapur, dan bahkan digunakan dalam pesawat luar angkasa, (sebenarnya masih
banyak lagi loh aplikasinya ).
Pernakah
terfikir oleh kita, darimanakah aluminium itu berasal ? kalau dilihat dari
aplikasinya alumunium bisa menjadi sangat elastis tapi tidak tahan panas
seperti pada kemasan, menjadi tahan panas tapi tidak elastis seperti pada
peralatan masak, dan bahkan bisa menjadi lebih kuat dan ringan seperti pada kerangka
kendaraan.
Nahh
pada jurnal yang sudah saya sebutkan diatas menjelaskan tuh mengenai
pembuatannya, jadi aluminium di ekstraksi dari mineral bauxite, secara umum
terbentuk dari 2 proses, yaitu proses Bayer dengan teknik fining batuan bauxite
menjadi aluminium oxide atau alumina dan proses Hall-Heroul electrolytic dengan
smelting alumina yang teah dilarutkan dengan cryolite dan mejadi logam
aluminium murni.
Proses
Bayer, dalam proses ini terdapat 5 tahap, seperti yang terlihat pada gambar
dibawah ini :
1.
Crushing,
Mixing dan Descilication
Pada proses ini batuan
yang ukuranya tidak seragam akan dihancurkan atau di crushing dengan alat penghancur yang
namanya grinding mill, setelah itu
batuan tadi akan dicampurkan (mixing) dengan larutan soda (caustic soda
solution), pencampuran ini akan menghasilkan lumpur dengan kepadatan 35-40%, dilanjutkan
dengnan proses descilliaction, proses ini bertujuan untuk menghilangkan larutan
silica sebelum masuk ke dalam proses digestion, proses ini dilakukan dengan mendidihkan
lumpur dengan suhu yang dijaga sekitar 90-100 OC untuk melarutkan
dan menghilangkan silica yang terkandung (oh ya dalam proses ekstraksi
aluminium dari bauxite, silica menjadi pengotor utama).
2.
Digestion
Kemudian campuran Slurry (Slurry Mixer) tadi, dipompa dalam digester dan di leaching dengan suhunya 110-270 oC. pada proses ini akan menghasilkan NaAlO2 reaksinya dapat terlihat di bawah ini
Kemudian
lumpur tersebut dialirkan dan lumpur tersebut akan direduksi tekanan dan dijaga
panasnya di flash tank untuk dilanjutkan keproses clarification
3. Clarification
Pada tahap ini Lumpur yang telah
dialirkan akan dihilangkan pengotornya dengan prinsip pengendapan, Kemudian
hasilnya didinginkan , disaring dan partikel yang diatas 100 micrometer akan
dihilangka dan dibawa menuju area penampungan. Hasil residu (yang partikelnya
diatas 100 micrometer ) disebut juga redmud. Red mud ini akan mengendap pada
bagian bawah tanki , kandungan red mud ini adalah unsur-unsur yang masih dapat
diekstraksi kembali, seperti silica, titanium dan lainya. Untuk mempercepat
pengendapan ini ditambahkan polymer Flocculent filter aids, selain itu
penambahan ini juga dapat meningkatkan lapisan dan densitas padatan. Akibat
pengendapan ini akan terdapat 2 aliran nantinya yaitu red mud dan slurry.
4. Precipitation
Setelah proses klasifikasi proses
dilanjutkan degan prespitasi pada proses ini terdapat 3 tanki yang dimana stiap
tanki nantinya akan ditambahkan cairan (liquor),
penambahan liquor ini dapat menyebabkan terbentuknya partikel hydrate yang
ukurannya <1 micrometer, partikel hyrdrate ini merupakan nukleasi yang tidak
diinginkan kerena dapat menyebabkan sementasi pada sebagian kristal aluminium
hydrate yang partikelnya 1- 45 micrometer dan dan dapat juga mengakibatkan Kristal beaglomerasi menjadi
lebih besar yaitu >45 micrometer. Sehingga Pada proses ini akan ada
pembentukan hydrate yang teraglomerasi. Hasil presipitasi ini akan disaring dan
dikonsentrasi dengang menguapkanya sehingga menhasilkan aluminium hidroksida
sebelum menuju ke proses kalsinasi.Larutan alkali dan biji hidyate di daur
ulang dalam proses.
5. Calcination
Alumunium hydrocide di cuci, disaring dan
dikalsinasi menggunakan rotary kiln dengan suhu sekitar 950-1000 oC.
hal ini bertujuan untuk menghilangkan kandunga nhydrate dan membentuk Kristal
alumina anhydrate
0 komentar:
Posting Komentar